Entah mengapa kali ini saya tidak begitu tertarik untuk menyimak sidang Ariel. Perhatian saya siang itu justru lebih tertuju pada sosok Luna Maya.
Luna Maya!
Ya, Luna Maya kali ini tampak berbeda dimata saya. Siang itu Luna menangis di layar televisi. Bukan akting seperti kalau sedang memerankan suatu tokoh dalam salah satu filmnya. Tetapi menangis yang sebenarnya, setidaknya menurut pandangan saya. Saya juga melihat Luna sempat menyandarkan kepala ke bahu salah seorang teman yang hadir di ruangan itu. Entah berusaha menutupi wajahnya agar tidak disorot kamera atau memang sudah tak bisa menahan tangisnya. Yang pasti saya sempat melihat mata Luna yang sembab bengkak kemerah-merahan.
Dulu saya memang sering melihat Luna tersenyum atau tertawa lepas di layar kaca. Sebagai penonton, saya menikmati sekali ekspresi wajah Luna kala itu. Tampak cantik dan alami. Tetapi semenjak heboh kasus video pornonya dengan Ariel, Luna Maya seperti menghilang dari peredaran. Dan baru beberapa hari belakangan ini saya kembali menjumpai sosok Luna Maya di televisi.
Terus terang saya sebenarnya bukan penggemar berat Luna Maya. Tetapi memang saya kebetulan adalah penikmat acara musik yang dulu pernah dipandu oleh Luna Maya bersama Olga dan Raffi Ahmad. Hampir setiap hari saya pasti menonton acara musik itu, entah itu sambil masak, sambil nyuci atau sambil momong anak saya yang terkecil. Dan siang itu ketika saya melihat acara musik sambil menyuapi makan anak saya, ternyata Luna hadir sebagai bintang tamunya, menyanyikan singleterbarunya. Entah beruntung atau kebetulan, siang itu saya berhasil melihat ekspresi Luna yang lain. Luna memang tersenyum, tetapi saya juga melihat Luna menitikkan air mata. Mungkin benar kata Olga dan Raffi Ahmad bahwa Luna kangen dengan mereka berdua hingga menitikkan air mata. Entahlah. Hanya Luna yang tahu, bagaimana perasaannya saat itu.
Di televisi pula, beberapa malam lalu saya juga sempat melihat Luna menghadiri perayaan ulang tahun acara musik yang dulu dipandunya itu. Sebagai perayaan ulang tahun, tentu saja yang hadir diacara itu adalah artis-artis pengisi acara. Begitu melihat partnernya datang di deretan tamu undangan, Olga dan Raffi pun tak segan mengajak Luna naik ke atas panggung. Akhirnya Luna pun naik ke atas panggung. Dan menurut penglihatan saya pula, malam itu Luna juga tampak lain dimata saya. Luna memang tersenyum, tetapi Luna juga sering tertunduk sambil tersipu-sipu. Entah karena malu atau canggung karena ditatap oleh banyak teman artis yang hadir disitu atau karena sebab lain. Entahlah. Hanya Luna pulalah yang tahu perasaannya saat itu.
Dan tadi malam ketika tanpa sengaja menyalakan televisi, saya juga melihat Luna dalam ekspresi yang berbeda pula. Kali ini dalam sebuah sinetron. Di sinetronnya kali ini Luna berperan sebagai sosok guru yang jutek, yang sok ngatur, yang jahat, pokoknya yang serba jeleklah. Saya berusaha memperhatikan ekspresi wajah Luna setiap kali dia berdialog dengan lawan mainnya. Dan masih menurut saya, wajah Luna tampak seperti orang yang sinis. Saya tidak tahu persis apakah itu tuntutan skenario atau bukan, sebab itu toh hanya sebuah sinetron. Nah gara-gara melihat ekspresi wajah Luna yang sinis tadi, saya jadi teringat kejadian beberapa waktu yang lalu. Waktu itu saya sempat juga memperhatikan ekspresi wajah Luna di suatu tayangan infotaiment. Ditayangan itu ditunjukkan Luna sedang menggendong seorang anak kecil yang konon adalah anaknya Ariel. Sementara wartawan berusaha membuntuti dirinya untuk meminta suatu klarifikasi yang saya sendiri sudah lupa klarifikasi apa yang diminta oleh wartawan kala itu. Seingat saya Luna berusaha menghindar dari kejaran wartawan. Saya juga melihat wajah Luna tampak kesal karena banyaknya microfon dan kamera wartawan yang seakan menempel ke mukanya. Bahkan akhirnya Luna tampak marah ketika kamera salah satu infotaiment membentur kepala anak kecil yang digendongnya. Puncaknya kalau tidak salah Luna menumpahkan semua emosinya ditwitter-nya.
Dan sekarang, setelah kejadian yang saya lihat di ruang sidangnya Ariel kemarin. Saya cuma bisa membatin…
Ah Luna…Luna….wajahmu itu lho!
Walaupun kamu sedang marah, sedang kesel, sedang jutek, sedang malu, sedang sedih hingga menitikkan air mata sekalipun, dimata saya koq ya sama ya….kamu tetep cantik koq!!
kompasiana
kompasiana