Posted on 6 Desember 2010

Namun, siapa sangka buku dengan sampul bernuansa suram berlatar patung Obama Anak Menteng dan tentara Amerika itu merupakan buku kumpulan puisi.
“Buku ini merupakan antologi puisi karya Asep Sambodja,” kata ketua program studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Maria Yosephine Kusumaatmanik dalam peluncuran buku itu di ruang serba guna FIB UI, Depok Jawa Barat.
Buku terbitan penerbit Ultimus itu diluncurkan atas kerjasama Departemen Sastra Indonesia FIB UI dan IKSI (Ikatan keluarga sastra Indonesia). Asep Sambodja, kelahiran 15 September 1967 itu adalah sastrawan yang juga pengajar di fakultas ilmu budaya UI.
Kumpulan puisi karya Kang Asep, begitu ia akrab disapa, terdiri dari 85 karya puisi yang terekam melalui teks puisi mulai dari Sastra, politik, keseharian, teman, cinta, religiusitas, kemanusiaan dan sejarah. Tujuh di antara puisi-puisi itu bercerita mengenai persoalan internasional.
Hendro Kaprisma dosen program studi Rusia FIB UI yang bertindak sebagai pembicara dalam peluncuran itu mengatakan buku yang ditulis Kang Asep bisa ditafsirkan berbeda oleh pembaca dan ada kebebasan bagi pembaca untuk mengimajinasikan dan memaknainya. “Bagi orang yang belum tahu mengenai patung Obama yang ada di SD Menteng tentu penafsirannya akan berbeda,” kata Hendro. Ia mengatakan bahwa buku itu menceritakan kegelisahan, dan Kang Asep bercerita tentang orang-orang yang kalah serta dilupakan penguasa adalah pemilik sejarah.
Sampul buku itu menampilkan makna yang suram dengan latar warna merah dan hitam. “Saya pikir ini buku politik ternyata saya salah tafsir setelah saya baca buku ini adalah karya sastra yang luar biasa,” ujar Johanes, undangan asal NTT.

Asep Sambodja yang kini sedang terbaring sakit dan berada di Yogyakarta, menulis buku kumpulan puisinya dalam keadaan sakit. Dia telah melahirkan buku kumpulan puisi berjudul “Menjelma Rahwana” tahun 1999 dan “Ballada Para Nabi” tahun 2007.
hmm... jadi pengen baca :p