OPINI | 23 June 2010 | 09:18
Sudramono Manihuruk
Menulis akan berhasil ketika ada nilai yang ditinggalkan bagi si pembaca....
“I love you NAZRIL IRHAM… ALLAH bless you :’), itulah status Luna Maya yang ada di Twitter saat kemarin akhirnya Ariel sang vokalis Peterpan menyerahkan dirinya ke Mabes POLRI. Suatu ungkapan perasaan yang sangat dalam dari seorang Luna Maya kepada sang kekasih yang sangat dicintainya. Terlepas dari benar atau tidaknya Ariel dan Luna adalah pelaku video mesum ini, dukungan moral yang coba ditampilkan Luna mungkin akan semakin membuat Ariel bangkit kembali dari masalah besar yang dihadapi ini. Satu hal lagi yang paling menarik disimak disini adalah bagaimana seorang Luna yang sudah terus disudutkan bahkan dihujat orang banyak masih mampu untuk memberikan semangat pada orang lain, bukankah seharusnya dia yang harus disemangati?…
Dukungan moral juga ternyata hadir bukan hanya dari Luna saja, ada beberapa artis sahabat Luna juga yang terus memberikan semangat padanya dan Ariel. Tantri, vokalis band Kotak, menulis, “Allah bless you all.. =).” Kemudian, Titi Kamal memberi dukungannya kepada Luna dan Ariel. “Semoga semua masalah cepat selesai sayang, amien,” tulis Titi. Dua artis yang juga sahabat Luna ini juga sudah mewakili para sahabat dan penggemar Luna untuk terus memberikan semangat pada mereka berdua. Dukungan moral seperti ini memang sangatlah berarti bagi Luna dan Ariel karena bagaimanapun juga mereka adalah manusia biasa yang tak sanggup menghadapi masalah tanpa adanya dukungan orang - orang disekitarnya. Kalau saja sahabat dan penggemar memberikan dukungan seperti ini pasti keluarga mereka akan lebih lagi melakukannya.
Semua manusia pada dasarnya sudah berdosa. Tak ada satupun orang di dunia ini yang luput dari yang namanya dosa. Kalau misalnya aku ditanya sebenarnya apasih sebenarnya dosa itu, aku akan mencoba mengartikan dosa sebagai melencengnya manusia dari tujuan semula Allah menciptakannya. Pada awalnya Allah menciptakan manusia itu sangat berharga dan Allah menciptakan manusia agar akhirnya manusia itupun memuliakan Allah dalam hidupnya. Memuliakan Allah adalah mengerjakan apa yang menjadi kehendakNya dan kerinduanNya. Namun apa yang terjadi sekarang, manusia sejak zaman Adam sudah tidak memuliakan Allah lagi, manusia lari dari tujuan mula - mula itu. Inilah yang disebut dengan dosa. Bahkan lebih parah lagi ada banyak manusia sekarang yang sudah diperbudak oleh dosa. Namun perlu kita garis bawahi disini tentang dosa tadi, kalau dosa itu adalah tidak lagi memuliakan Allah berarti sadarilah kalau ada suatu perbuatan yang tidak memuliakan Allah berarti kita sudah berdosa. Berdosa bukan hanya melakukan hubungan intim di luar nikah, merekam video mesum lalu menyebarkannya. Perlu kita ketahui kalau ikut menikmati video itu, menyebarkannya, dan menghujat pelakunya adalah dosa. Adakah alasan bagi kita untuk mendahului Tuhan menghakimi orang yang bersalah?! Bukankah sudah ada Hakim yang Maha Adil dan Sejati yaitu Allah Semesta Alam?!.
Kita membenci dosanya bukan orangnya. Semua manusia berharga di mata Allah, manusia adalah gambar dan rupa Allah. Jadi, kalau kita membenci manusia bahkan menghujatnya bukankah kita sama saja membenci penciptaNya atau bahkan menghujatNya. Yang seharusnya kita benci adalah dosanya, sedangkan manusia yang melakukan dosa itu harusnya kita tuntun agar berubah tidak kembali melakukannya lagi. Sadarilah kita juga hidup di dunia yang akan terus menawarkan dosa kepada kita. Bayangkan saja kalau setiap orang berdosa harus dihujat, bukankah semua manusia didunia ini seharusnya sudah dihujat? Adakah diantara kita yang tidak pernah berdosa? Minimal berbohong, bukankah itu juga berdosa, bukankah itu juga tidak memuliakan Allah?
Marilah sekarang mulai belajar seperti yang dilakukan Tantri dan Titi Kamal dimana saat temannya jatuh mereka mencoba memberikan dukungan. Bukan berarti kan mereka setuju akan dosa itu, tetapi mereka tahu kalau mereka juga mungkin pernah jatuh atau suatu saat nanti jatuh dalam dosa. Kita tidak tahu apa yang terjadi di depan walaupun kita akan terus berjuang untuk tidak lagi melakukan dosa. Marilah memberikan dukungan moral agar si pelaku tidak melakukan kesalahan lagi ke depannya bukan malah menghujatnya. Tuhan saja memaafkan umatNya, siapakah kita yang tidak mau memaafkan sesama?
Kasihilah sesamamu seperti kamu juga mengasihi Tuhan Allahmu.