OPINI | 25 February 2010 | 12:55
Armando Atmowiloto
susah jadi orang jujur, jujur saya orang susah!

Sinetron jaman Mbak Ayu jadi pemain Sinetron masih seminggu sekali, nggak kayak sekarang saban hari dan bikin muntah. Kejar tayang, dan akhirnya semua kru kayak dikejar-kejar setan! Sutradara dikejar Produser, Pemain Sinetron balik dikejar Sutradara. Produser dan Sutradara dikejar-kejar stasiun TV! Ujung-ujungnya, Sinetron jadi Sampah, tapi nggak ada pemulung yang memungut!
Jaman Mbak Ayu Azhary sinetron masih disutradarai kampiun Sutradara Film kayak Nasri Ceppy, Chairul Umam, bahkan sekelas Teguh Karya dan Arifin C Noor, sempat bikin Sinetron Lepas, lho! Sekarang, jaman sinetron dibintangi Luna Maya, jangan kata Riri Riza, sutradara Film Horor kayak Nayato pun nggak sudi bikin Sinetron!
Sinetron dulu juga masih dengan semangat artistik dan peduli mutu mendaur ulang Film, seperti Pernikahan Dini yang melejitkan nama Agnes Monika, mengangkat novel-novel ke layar kaca kayak Badai Pasti Berlalu karya Marga T, Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar, sampai ke Serial Lupus Hilman! Pokoknya, Sinetron jaman dulu sungguh bervariasi, digarap dengan semangat menghasilkan tontonan bermutu. Sampai pada puncaknya, Arswendo Atmowiloto membuat Sinetron Keluarga Cemara. Ciamik!
Termasuk juga jika Rating bagus, siap aja ada perpanjangan cerita! Entah tokohnya dijorokin ke sungai, terbawa arus, kepalanya terantuk batu, jadi amnesia! Atau lebih ekstrim lagi tokoh yang jelas-jelas sudah mati bisa hidup lagi tanpa bantuan Ki Joko Bodo! Bagaimana kita bisa terus-terusan memaklumi pembodohan dan pemutar balikan akal sehat!