Pdpersi, Jakarta - Luna Maya, duta nasional Badan PBB untuk Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP mengatakan diperlukan komitmen banyak pihak untuk membantu anak-anak Indonesia yang mengalami kekurangan gizi.
"Seandainya orang-orang kaya di Indonesia ini mau menyisihkan Rp 250 ribu per tahun, itu bisa membantu satu anak kan, bagaimana kalau semua orang kaya itu berpartisipasi? Tentu akan dapat membantu banyak sekali anak-anak," ujar Luna di sela penandatanganan kerja sama Dompet Dhuafa dengan WFP untuk penggalangan dana kemanusiaan di Jakarta, Rabu.
Luna mengatakan dari tahun ke tahun WFP semakin dikenal masyarakat dan makin banyak orang yang ingin menyisihkan uangnya untuk membantu anak-anak Indonesia yang kekurangan gizi.
"Membantu anak-anak adalah hal yang menyenangkan, kita membantu mereka berarti memberi harapan mereka untuk hidup," ujarnya.
WFP telah membuka perwakilannya di Indonesia lebih dari 40 tahun lalu. WFP kemudian menutup perwakilannya di Indonesia pada 1996, namun kemarau panjang, krisis ekonomi, dan kekacauan politik di Indonesia membuat WFP kembali ke Indonesia pada 1998.
Baru-baru ini WFP memberikan bantuan pangan pada 750 ribu orang di Jabotabek, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Sekarang ini saatnya bagi kita yang lebih mampu memberikan bantuan untuk anak-anak, karena masa depan bangsa ini ada di tangan mereka," ujar Luna Maya
Sementara itu, Direktur WFP Wilayah Indonesia Angela van Rynbach menjelaskan, WFP secara bertahap mulai 2009 akan memberikan bantuan pangan untuk 13 juta anak-anak Indonesia yang mengalami kekurangan gizi.
Pada 2009, pihaknya akan memberikan bantuan makanan untuk 100 juta orang di 77 negara, salah satunya di Indonesia. "Hampir 35 juta orang miskin di Indonesia hidup hanya dengan Rp. 182.000 per bulan, sekitar 28 persen anak-anak kekurangan berat badan dan 44 persen cebol," ucap dia.
"Sedangkan kenaikan harga pangan dan minyak baru baru ini telah sangat berdampak bagi orang miskin dan kelaparan. Paling kritis, 13 juta anak menderita kekurangan gizi di Indonesia," ujar Angela.
Lebih lanjut ia mengungkapkan WFP memerlukan dana yang cukup besar untuk memberikan bantuan makanan bergizi untuk anak-anak. Setiap tahunnya WFP mengeluarkan dana sebesar Rp250 ribu per anak yang diberikan dalam bentuk makanan, diantaranya biskuit kaya gizi dan berkualitas tinggi, mi instan, dan susu.
"WFP dibiayai secara sukarela, sebagian besar dari pemerintah. Tetapi di Indonesia, lebih dari 30 persen pendapatan kami berasal dari sektor swasta, dari perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi," papar dia.
Angela mengatakan salah satu organisasi yang turut membantu menyukseskan program pangan untuk anak adalah Dompet Dhuafa. Kerjasama semacam ini, menurut Angela, sangat penting karena di Indonesia WFP masih memerlukan setidaknya 100 juta dolar AS untuk mengimplementasikan semua rencana programnya dalam waktu tiga tahun ke depan.
"Dengan jaringan Dompet Dhuafa yang luas dan komitmen Dompet Dhuafa, maka akan memperpanjang harapan hidup anak-anak yang tidak mampu khususnya untuk wilayah Indonesia Timur," kata Angela. (izn)