Lantaran kecapekan kerja, artis cantik ini jatuh sakit. Ia pun harus mondok 3 hari di RS. Tapi karena tak kerasan, ia terpaksa kabur. Tapi ia tak betah jika harus di rumah. Meski kondisinya belum pulih, Luna sudah kembali bekerja dan tetap berpuasa.
Memasuki awal bulan Ramadan, artis yang sedang laris ini terkapar. Selama tiga
hari, ia terpaksa menginap di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. "Saya di rumah sakit sejak Senin (3/10) pagi hingga Rabu (5/10) siang," kata Maya saat ditemui NOVA, Sabtu pekan lalu.
Memang tak banyak yang tahu, wanita cantik ini sakit. "Sebenarnya sejak Minggu malam aku sudah merasa sakit. Batuk enggak berhenti." Luna menduga itu akibat ia kelelahan syuting sinetron dan menjadi pembawa acara dan kurang istirahat.
Setelah tak kuat, baru Luna pergi ke RS. Hasil diagnosis dokter ia menderita asma bronkitis. Luna tak kaget saat dokter menvonis penyakit tersebut. "Sudah sejak tahun lalu saya kena penyakit itu," ujar Luna yang sedih lantaran tak bisa puasa di hari pertama. Penyakit tersebut, lanjut Luna adalah menurun dari almarhum ayahnya, Uut Bambang Sugeng. Dokter pun akhirnya meminta Luna istirahat di RS.

Memaklumi Peserta Gugup
Hanya saja, setelah keluar dari RS, Luna tak bisa berleha-leha di tempat tidur. Sabtu pekan lalu Luna harus menjadi juri untuk sejumlah peran di sinetron 30 Hari Mencari Cinta.
Untuk versi filmnya, Luna memang terlibat di dalamnya. Bahkan inilah film pertama Luna yang berhasil mengangkat namanya. Di film itu ia mendapat peran tokoh antagonis bernama Barbara.
Peristiwa penjurian itu mengingatkan Luna akan pengalaman pertama kali ikut kasting. "Pertama kali ikut kasting, aku sama sekali enggak ada pengalaman akting ataupun bicara di depan kamera. Dulu aku pemalu banget dan gugup. Akhirnya aku enggak lolos casting tersebut."
Tapi, setelah beberapa kali dicoba akhirnya terbiasa di depan kamera. Apalagi saat itu ia juga mulai merambah dunia model. "Aku pun jadi bisa akting lepas dan percaya diri serta tak gugup lagi," akunya sambil tersenyum.
Menilik pengalaman masa lalu membuat Luna maklum dengan para peserta yang mengadu untung di acara audisi sientron 30 Hari Mencari Cinta ini. "Saya maklum kalau mereka banyak yang gugup. Saya dulu juga begitu," tandas Luna.
Sayur Bayam Perkedel Jagung
Meski terlihat letih dan habis sakit, Luna tetap berpuasa. Luna mengakui nenek moyang dari pihak ibunya bukan muslim. Ibunya yang berdarah asing, Waltraud Maier adalah mualaf. Berkaitan dengan itu, Luna punya kenangan lucu tatkala berpuasa di waktu kecil. "Saat itu, aku sebetulnya tetap bertahan puasa hingga Magrib, tapi karena ibuku seorang mualaf yang kurang paham ajaran Islam, ibu menyuruhku untuk membatalkan puasa dan berbuka. Langsung ibu siapkan makanan untukku, mungkin karena beliau enggak mau aku sakit. Akhirnya aku buka juga," cerita Luna yang bangga karena sejak tahun lalu enggak pernah 'bolong' puasanya, kecuali sedang datang bulan.
Lalu, apa, sih, kendala terberat Luna menjalani puasa? "Emosi dan hal-hal kecil yang tidak kita sadari bisa membatalkan puasa. Misalnya kalau Jakarta lagi macet dan panas, secara spontan, langsung keluar, deh, kata-kata kotor," aku penggemar sayur bayam dan perkedel jagung ini sebagai menu buka puasanya.
Untuk waktu ngabuburit alias menunggu waktu menjelang Magrib, Luna paling suka menonton di bioskop. Kebetulan ia memang penggemar film. Dengan menonton, Luna merasakan waktu merambat dengan cepat. "Biasanya, habis nonton buka puasa, deh," sebutnya.
Luna ingin menyikapi bulan puasa sama seperti hari biasa. "Sama seperti hari biasa saja, yang penting adalah bagaimana kita menjalaninya. Jangan malah kita berlomba-lomba berbuat kebaikan, belajar agama hanya di bulan puasa saja. Justru hal seperti itu dilakukan setiap hari, tapi berbuat baik di bulan puasa memang pahalanya lebih besar," ujar Luna yang tetap berpakaian seperti biasa kesehariannya.
Bagi-Bagi Barang Bekas
Tiba saatnya Lebaran, Luna selalu menyempatkan diri pulang ke Bali, kampung halamannya. Bersama Mama dan kakaknya, Luna merayakan hari Lebaran. Begitu juga tahun ini. Lalu apa, sih, yang biasanya dilakukan Luna? "Karena enggak ada pembantu yang memasak, tiap Lebaran biasanya kami makan di luar. Mama, kan, enggak bisa masak opor dan ketupat. Paling kalau aku kangen makan opor dan ketupat, aku main ke rumah temanku dan makan di sana," cerita Luna yang biasanya berangkat ke Bali 2 hari sebelum Lebaran.
Saat Lebaran, Luna menganggap tidak ada tradisi khusus. "Kalau kebiasaan khusus enggak ada, paling sungkeman dengan Mama, mengunjungi teman yang merayakan Lebaran. Terus, kalau ada rezeki, aku akan bagikan kepada saudara dan orang lain. Kalau enggak, aku bagikan baju bekas atau barang bekas. Daripada enggak terpakai," ujar Luna yang enggak punya kebiasaan membeli baju baru untuk Lebaran. "Yang penting hati yang baru, bukan pakaian atau luarnya saja," tambahnya.
Tabloid Nova EDISI NO. 920 / XVIII / 11-17 10 2005