DULU TUKANG PROTES, KINI LAPANG DADA

    Author: Luna_Lovers Genre: »
    Rating

    Luna Maya

    Tak sedikit wanita yang berharap bisa seberuntung wanita kelahiran Denpasar, 25 Agustus 1983 ini. Meski belum genap berusia 25 tahun, Luna Maya telah memperoleh impian yang didambakan banyak wanita. Ia cantik, terkenal, dan sukses. Kariernya sebagai artis, model dan bintang iklan tak pernah sepi. Ia pun mulai merambah bisnis garmen dan kerja di belakang layar perfilman. Dalam kegiatan sosial, Luna adalah spokeperson World Food Program (WFP).

    Menurut Luna, apa yang telah diperoleh itu tidak datang begitu saja. Selain usaha keras, Luna tak putus-putusnya berdoa. “Aku bersyukur, akhirnya aku bisa meraih apa yang dulu hanya ada dalam pikiran dan keinginanku saja,” tutur Luna saat berkunjung ke Redaksi NOVA (30/1).

    PhotobucketKunci dari semua itu, kata Luna, tak lepas dari pola pikir yang ia ciptakan sendiri. Dengan begitu, Tuhan akan membantu untuk mewujudkannya. “Karenanya, jangan ragu untuk berpikir positif dan jangan pernah berpikir negatif. Yang bisa membuat keajaiban pada diri kita adalah diri kita sendiri. Karena sebenarnya Tuhan ada di dalam diri kita," imbuh Luna bijak.

    Ya, orang yang mengenal Luna akan tahu, sekarang gadis ayu ini memang terkesan lebih bijaksana. Luna pun membenarkan, ia telah mendapat “pencerahan”. Luna mengakui, di saat dirinya sedang naik daun sekitar tahun 2006, ia sempat tak tahu ke mana arah hidupnya. Ia sempat kaget dengan keberhasilan yang diperoleh dengan mudah. “Kalau dulu, aku kerja dan main film masih sebatas just for fun saja,” aku Luna.

    Dalam keadaan yang tak tentu arah itu seorang teman merefensikan Luna untuk membaca sebuah buku tentang pengembangan diri, The Secret karya Rhonda Byrne. Buku ini adalah best seller dunia, dan menjadi inspirasi banyak orang. Buku ini pun menginspirasi seorang Luna Maya. “Kata buku itu, kalau aku ingin sesuatu perubahan yang positif, aku harus fokus pada impian," ujar Luna. Sejak itu, Luna punya tujuan hidup dan fokus untuk meraihnya. Apa impian terdalam Luna? “Saya kelak ingin berumahtangga, dan punya usaha yang dapat mengaktualisasikan diri.”

    Lebih Religius 
    Selain fokus pada tujuan hidup, Luna makin religius. Ia kerap mengikuti pengajian. Di tempatnya mengaji Luna bisa membahas segala persoalan hidup secara universal. “Dari kehidupan sehari-hari hingga pekerjaannku di film. Ini sangat menyenangkan. Dari situ aku merasa lebih tenang, karena aku bisa tukar pikiran. Dulu aku termasuk orang yang fanatik yang enggak jelas. Tapi sekarang aku semakin terbuka pada perbedaan cara pandang.”

    Sebagai bentuk rasa syukur pula, Luna telah dua kali menunaikan ibadah umroh. Pertama kali Luna berangkat umrah bersama ibunya, Waltraud Maier di tahun 2006. Di tahun 2007 Luna kembali pergi umrah bersama kakaknya.

    Satu “PR” yang kini juga sedang ingin Luna tuntaskan adalah menyelesaikan kuliah. Mahasiwa semester enam jurusan Hubungan Internasional, Universitas Paramadina, Jakarta ini kuliahnya tersendat lantaran belum bisa adil membagi waktu antara kuliah dan karier.

    Tulari Semangat
    Perempuan berzodiak Virgo ini tipe orang yang tak bisa diam. Jika ada peluang untuk mencoba hal-hal yang baru, Luna pasti akan melakoni. Tak masalah di bidang yang baru itu Luna akan menemui benturan-benturan. Kegagalan menurutnya lumrah dalam mengarungi kehidupan.

    "Tak penting terlalu larut pada kegagalan. Karena dari kegagalan itu aku banyak belajar dan mendapat hikmahnya. Aku tak takut mencoba sesuatu, baik dalam pekerjaan maupun bisnis. Tak perlu takut kalah, sebelum mencoba. Coba dulu, rasakan, dari situ akan banyak pengalaman yang kita dapat. Karena itu, aku selalu haus mencari kesibukan,” begitu kata Luna.

    Baru-baru ini Luna mengasah kemampuannya berbisnis. Bekerjasama dengan sahabatnya, Robert Napitupulu, Luna membuka butik bertajuk LM for Hardware, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Butik ini menyediakan celana jins wanita dengan karakter Indonesia. Luna sendiri mewarisi jiwa bisnis dari ibunya yang pernah berkecimpung di usaha garmen.

    Bisnis jins dipilihnya, selain menggemari, karena ingin membantu kaum wanita dalam memilih jins yang pas dan berkualitas. “Tipe-tipe jins yang kami buat berdasarkan pengalaman aku dan teman-temanku. Harganya juga terjangkau. Paling murah Rp 300 ribu saja,” sebut Luna berpromosi.

    Untuk ke depan Luna yang hobi memasak ingin membuka kafe berikut sarana hiburan yang lengkap di Bandung. "Aku tuh, hobi makan-makanan enak. Sekarang saja aku sering mempraktekkan resep-resep yang ada di majalah atau tabloid. Cuma, aku belum pernah praktek bikin kue. Karena belum ada oven di rumahku yang sekarang. Mungkin nanti, kalau sudah pindah rumah, bikin dapur yang benar.”

    Di Belakang Layar
    Di layar fim, Luna juga menjajaki kerja di belakang layar. Bersama teman-temannya Luna ikut membiayai film Jakarta Undercover. "Siapa tahu suatu saat aku bisa punya perusahaan yang bergerak di bidang perfilman. Aku suka nonton film sejak kecil. Dari terbiasa lihat film-film aku mencintai dunia seni peran. Aku enggak tahu ada bakat atau tidak, setidaknya aku sudah berkarya di sinetron dan film, biar masyarakat yang menilai," kata Luna. Ia sudah membintangi tujuh film ini, 30 Hari Mencari Cinta, Bangsal 13, Cinta Silver, Jakarta Undercover, Ruang, Love dan In The Name of Love.

    Yang disebut terakhir bakal tayang di bulan April nanti, sedangkan Love sudah bisa dinikmati muali 14 Februari ini, atau bertepatan dengan Hari Valentine. Di Love, Luna bermain sebagai seorang penulis buku. Untuk menyelami peran itu Luna hanya mengamati sosok Titien Wattimena, sang penulis skenario.

    Disamping berakting dan berbisnis, Luna masih menyisihkan waktunya untuk kegiatan sosial. Luna adalah spokeperson badan dunia World Food Program (WFP). Sebagai duta WFP Luna pun rela terjun langsung ke kampung-kampung atau ke desa-desa untuk memberikan bantuan dan penyuluhan ke ibu-ibu tentang kesehatan dan gizi balita.

    PhotobucketLuna prihatin jika menemui wanita yang hanya pasrah menerima nasibnya. “Kalau sedang di daerah bertemu dengan ibu-ibu, maaf, mungkin dia istri tukang becak atau petani, mereka nrimo saja. Aku suka gemas ingin menularkan semangatku ke mereka. Ayo dong, bangkit dan berpikir maju!” seru Luna.

    Lancar dalam berkarier, Luna belum sukses untuk urusan asmara. Luna mengaku terakhir menjalin hubungan dekat dengan seorang pria bule. Ia tak menjelaskan mengapa hubungan itu tak berlanjut. Untuk saat ini, Luna tak mau ngoyo mengejar cinta. “Take it easy. Aku hanya berusaha, tapi Tuhan yang menentukan. Aku sih berharap kelak mendapat suami yang bisa menjadi imam untukku dan keluargaku. Kelak, jika aku sudah menemukan jodohku, aku rela dan siap total menjadi ibu rumahtangga, mengurus anak dan suami,” katanya yakin.

    Protes ke Tuhan
    Jika menengok ke masa lalu, Luna kini hanya bisa tersenyum. Usahanya “menaklukkan” Jakarta, kata wanita berbobot 53 kg dan bertinggi 175 cm ini penuh liku dan menguras energi. Luna yang merantau dari Denpasar ketika duduk di kelas 2 SMU ini dituntut bisa beradaptasi dan pandai mengatur siasat. Ia sempat terpesona dengan kemewahan Jakarta, tapi di balik itu ia sadar akan kekejaman yang siap mengancam.

    “Walaupun sempat membuat aku kagum, tapi tidak juga menyenangkan buat usia aku saat itu. Penuh saingan dan kepura-puraan. Apalagi di dunia hiburan yang aku geluti,” kata anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan (alm) Uut Bambang Sugeng-Waltraud Maier ini.

    Karena profesinya juga, Luna sudah menjadi kebal dengan gosip. Gosip tentang kedekatannya dengan Ariel, vokalis Peterpen, dianggap Luna bagian dari perjalanan kariernya. Dulu, Luna sempat merasa sedih dan terpukul atas gosip-gosip itu. Tapi seiring dengan bertambahnya umur dan berubahnya pola pikir, ia bisa menerima setiap gosip dengan lapang dada.

    Luna pun tak menggubris jika ia dibilang popular karena gosip-gosip. Malah digosipin, kata Luna, sudah takdirnya. “Mungkin kalau kerja di kantoran, aku enggak mendapat ekspose seperti ini. Ini adalah takdirku untuk bisa seperti sekarang ini. Kini aku fine-fine saja kalau digosipkan. Kalau jalannya seperti itu, ini tantangan yang membuat aku bisa kuat seperti sekarang. Aku pikir, biasanya Tuhan memang kasih dua pilihan untuk menentukan hidup kita. Kita mau jadi yang seperti apa, mau baik atau buruk, tergantung pada diri kita sendiri. Kuat apa tidak kita menjalaninya,” kata Luna berfilosofi lagi.

    Luna bersyukur sekarang bisa menerima apa yang terjadi pada dirinya. Sebab, sebelumnya ia banyak menuntut ke Tuhan. Bahkan, ia sempat marah dan protes. Dulu, ia selalu tak senang jika mendapat ketidakberuntungan. Tapi, setelah melewati berbagai ujian itu, Luna merasa mendapatkan buah yang manis di ujungnya.

    “Itu yang aku enggak tahu. Lama-lama aku menjadi manusia yang belajar dari kepahitan. Ternyata, di balik pahit itu ada buah manis yang aku dapatkan. Aku baru ngeh , oh, ini toh, maksud Tuhan untukku," kata Luna. Misalnya isu-isu yang justru mendongrak namanya.

    Malah Luna menilai banyak orang yang lebih sial dari dirinya. "Makanya aku malu pada Tuhan kalau enggak bersyukur. Ibaratnya, mau makan apa saja tinggal membeli. Masak aku enggak bersyukur dan banyak mengeluh?"

    Dari sekitar 8 tahun berjuang di Jakarta, Luna sudah membiayai dirinya lebih dari cukup. Setidaknya sebuah apartemen pribadi, mobil pribadi dan rumah pribadi dikawasan Jakarta Selatan telah dimilikinya.

    Dengan apa yang telah diraih, Luna bisa membuktikan ke ibunya, ia tidak sia-sia keluar dari rumah. Untuk menyenangkan ibunya, di penghujung tahun 2007 lalu Luna mengajak Waltraud pulang kampung ke Graz, Austria, sekaligus jalan-jalan keliling Eropa. Luna terakhir ke Austria ketika ayahnya masih ada. Luna sempat terharu bisa bertemu nenek dari ibunya yang kini berusia 86 tahun. “Oma belum pernah ke Indonesia, karena takut ketinggian,” kata Luna.

    Ayo, siapa yang ingin mengikuti jejak Luna?

    tabloid nova EDISI NO. 1043 / XVIII / 17-23 2 2008 

    Share ke twitter ^^

    TwitThis