Edisi - Desember 2007
Sunday, 23 August 2009 16:23

Lahir di Denpasar, Bali pada 26 Aguatus 1983, Luna Maya Sugeng, gadis cantik yang memiliki tinggi badan 173 cm ini mengawali karirnya sebagai bintang model catwalk dan terpilih sebagai Bintang Lux pada 2006. Luna kemudian mengembangkan diri dalam bidang acting dengan merambah dunia film dan sinetron Indonesia. Debutnya di film layar lebar adalah 30 HARI MENCARI CINTA (2004). Dalam film ini Luna memerankan tokoh antagonis Barbara, yaitu seorang gadis idola yang cantik dan seksi. Sebuah peran yang memang pas dengan penampilannya. Oleh karena itu meskipun hanya sebuah peran kecil, Luna mampu memerankan tokoh Barbara dengan sukses. Tahun berikutnya Luna kembali terlibat dalam film BROWNIES (2005).
Pada tahun yang sama, Luna mendapatkan peran utama, dalam film BANGSAL 13. Sejak itu nama Luna semakin mencuat di blantika hiburan negeri ini, dan semakin berkibar saat berperan di film CINTA SILVER bersama Rima Melati dan Catherine Wilson. Film-film lainnya yang pernah dibintangi oleh Luna adalah RUANG, JAKARTA UNDERCOVER, ALEXANDRIA dan PESAN DARI SURGA. Bakat actingnya tampak jelas sewaktu ia berperan di film RUANG, saat itu Luna masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia kategori Pemeran Wanita Terbaik. Selain itu Luna juga aktif membintangi beberapa sinetron, antara lain, DAN, KAU & AKU, ADA CINTA, RAHASIAKU dan ANGGUN.

Di dunia modelling, Luna merasa senang bila dapat membawakan baju-baju model terbaru para designer yang belum pernah dipakai orang. Pada Juli lalu, Luna mendapat kesibukan baru, ia dipercayakan sebagai Duta “World Food Programme” (WFP). Luna menerima donasi sebesar US$3 juta dari Cargill Asia Pasific Holding Pte LTD Singapura. Dana bantuan tersebut diperuntukkan bagi perbaikan kualitas kesehatan dan pendidikan anakanak sekolah dasar di wilayah Bogor dan Madura dalam jangka waktu 3 tahun. “Hari ini sangat penting bagi saya, paling tidak saya turut ambil bagian sejarah, ini merupakan sukses yang sangat besar dengan donasi tersebut kita berharap dapat memutus tali kemiskinan untuk membantu kesehatan dan sekolah anak-anak,” ujarnya.
“Dulu saya pernah menjadi anak kecil dan masa kecil saya sangat menyenangkan, tidak suram, dapat bermain bebas, dapat gizi yang luar biasa dan tidak kelaparan, lapar sangat tidak menyenangkan. Namun sekarang banyak orangtua yang menyuruh anak kecil untuk bekerja. Seharusnya mereka bisa tumbuh secara baik sebagai generasi penerus bangsa, dan kita semua harus bertanggungjawab dengan ini semua,” sambungnya prihatin.

Luna tidak pernah punya obsesi untuk menjadi Duta WFP seperti ini, karena baginya setiap manusia mempunyai peran dan tugas masing-masing di dunia untuk membantu sesama. Bagi Luna tugas kemanusiaan ini tidak memberatkan dirinya, malah sebaliknya ia sangat senang karena bisa banyak bertemu dengan banyak orang budaya dan kebiasaan yang berbeda. Luna berupaya akan melaksanakan tugasnya ini dengan sebaik mungkin. “Ini lembaga dunia dan aku diberi kesempatan dan di sini sama sekali tidak ada yang namanya berapa saya harus dibayar, semuanya sebatas hanya membantu, kalau saya bilang tulus jadinya tidak akan tulus,” pungkasnya.
Agar dapat berkonsentrasi penuh dengan aktivitas barunya ini, Luna berencana untuk beristirahat sementara waktu dari panggung hiburan negeri ini agar dapat menjalankan tugasnya sebagai duta WFP dengan sebaik mungkin. Bagi Luna ini adalah kesempatan untuk mempraktekkan ilmu yang didapat di bangku kuliah, sebelum ia benar-benar menjadi diplomat atau duta besar.
Luna memang ingin menjadi diplomat yang handal, untuk itu ia tengah menimba ilmu tentang hubungan internasional yang telah memasuki semester III di Universitas Paramadina, Jakarta. Semoga saja setelah lulus nanti, kesibukannya sebagai artis, Luna tidak melupakan niatnya untuk menjadi seorang diplomat.