[Film Indonesia] RUANG Jan 19, '07 6:12 AM
untuk
Kategori: Film
Jenis drama
WOW. Film kedua Teddy Soeriaatmadja adalah pencapaian teknis yang gemilang, terutama di departemen sinematografi. Bisa dibilang, Ruang merupakan film Indonesia dengan gambar tercantik tahun ini. Hampir setiap frame indah banget kayak lukisan, malah ada yang bilang kayak lukisan Van Gogh. Tapi kayaknya Teddy lupa:
lukisan semestinya dipertontonkan di galeri lukisan, bukan di bioskop.
Sementara para sutradara lain di Indonesia masih banyak yang mencari jati diri dan belum punya trade mark, Teddy sudah punya ciri khas di setiap filmnya yaitu menina-bobokan para penonton. Beneran. Pacing-nya jauh lebih lambat dari keong.
Waktu saya baca sinopsisnya, saya benar-benar tertarik:
Seorang diplomat tua (Slamet Rahardjo) pulang ke rumah ibunya yang baru saja meninggal dan membaca surat yang ditulis almarhumah yang membuka sebuah rahasia besar tentang siapa dirinya yang sebenarnya. Lewat surat-surat itu, si Diplomat kembali ke masa lalu, mengikuti kisah cinta bapaknya yang tragis dan terlarang dan sedikit demi sedikit menemukan titik terang tentang identitasnya.
Menarik kan? Kita langsung ngebayangin cerita yang menyentuh kayak film Notebook. Atau mendengar kata "terlarang", kita langsung ngebayangin film Brokeback Mountain. Sayang, para filmmakernya lebih menghabiskan energi di frame-frame indah ketimbang kekuatan cerita. Ternyata plotnya masih berkutat di template "disease of the week" atau "dia-sakit-bentar-lagi-meninggal-low"
Ruang nggak pernah mencapai titik dramatis. Semuanya lempeng aja. Para pemainnya nggak ada yang bermain jelek, cuman skenarionya nggak ngasih mereka kesempatan buat nunjukin kebolehan. Perhatikan reaksi Slamet Rahardjo waktu pertama kali tau tentang rahasia dirinya di awal film. Flat. Parahnya lagi karena skenario yang lemah, saya tidak percaya sama satu pun karakter di sini. Luna Maya masih Luna Maya, bukan Kinasih. Demikian juga Winky dan semua pemain.
Lewat film Ruang, sepertinya Teddy mau negasin attitude-nya sebagai film maker. Ruang (atau space), cuman ini yang dia peduliin. Dia kasih kita ruang yang dia lukis dengan indah. Dia nggak peduli sama waktu. Kalau di review Banyu Biru saya bilang nonton filmnya serasa dua hari tanpa break makan, minum, dan buang air kecil, nonton Ruang serasa mantengin screensaver di komputer saya selama dua hari. Indah-indah sih gambarnya. Tapi tetep aja screensaver. Tapi saya nggak akan ngasih kancut, karena nggak seperti film-film Indonesia lain, Ruang nggak annoying, cuman boring abis.
Review by: Khawla Garden 30
Tuesday, March 21, 2006
Film RUANG
Hari ini sepertinya sedang tidak enak badan. Baru kerasa kalau sudah pulang ke rumah. Tapi ada satu resensi film yang pantas tuk diperhatikan. Akhirnya tadi sempet nonton RUANG. Film yang dibintangi Wingky Wiryawan, Luna Maya dan Adinia Wirasti ini cukup pantas ditonton dalam keadaan tidak terburu-buru.
Akting semua pemain, termasuk Reggy Lawalata nyaris prima. Terutama lokasi pemilihan adegan yang ruarrrrrrr biasa indahnya. Setelah diproses apalagi, duh warnanya itu loh! Sephia beratsss. Apalagi adegan senja di bukit dan di pantai. Mungkin yang mengganggu hanya cara berbicara si peran ibu dalam adegan (yang membacakan isi surat) karena seperti sedang membaca Pancasila. Dan kisahnya biasa-biasa saja. Hanya kisah percintaan tok.